Friday, December 11, 2009
The Hunger Games Trilogy, a review
Sejarah Panem, negara yang muncul dari sisa-sisa tempat yang dulunya bernama Amerika Utara adalah sebagai berikut.
Kekeringan, badai, kebakaran, lautan meluap menelan daratan, perang brutal demi sedikit makananlah yang memusnahkan Amerika Utara & merombaknya menjadi Panem.
Capitol, ibukotanya, dikelilingi oleh 13 distrik.
Awalnya, Capitol berhasil menciptakan kemakmuran bagi seluruh Panem.
Hingga tiba pada Masa Kegelapan, saat terjadi pemberontakan dari 13 distrik.
Kedua belas distrik berhasil dikalahkan, dan distrik ketiga belas dihancurkan.
Undang-undang baru dibuat untuk melegalkan suatu permainan yang menjamin perdamaian, sekaligus sebagai pengingat agar Masa Kegelapan a.k.a pemberontakan itu tak terjadi lagi..
Permainan yang dilaksanakan setiap tahun itu disebut..
The Hunger Games..
[Biasanya, menulis review itu menyenangkan & mudah..Namun, setelah sekitar sebulan lalu gw selesai membaca The Hunger Games, baru sekarang gw nekad menuliskan review bagi novel ini. Kenapa? Karena gw takut tulisan gw yang ga sempurna mencetak sebuah cacat bagi The Hunger Games yang super keren ini. Hix..Tapi ya sudahlah, yang terjadi ya terjadilah..].
Suzanne Collins telah bekerja sebagai penulis skenario untuk anak di program televisi sejak tahun 1991. Dan akhirnya pada September 2008 ia menelurkan master piece yang berupa buku pertama dari trilogi The Hunger Games [dengan judul The Hunger Games juga].
Mrs. Suzanne Collins, sang pencipta trilogi The Hunger Games.
The Hunger Games bercerita mengenai kehidupan post-apocalyptic di tanah yang dulunya terletak di Amerika Utara.
Ide cerita The Hunger Games sangat luar biasa, namun konon Mrs. Collins memperoleh ide tersebut saat sedang menggonta-ganti chanel tv dari program reality show ke siaran berita tentang perang. Dan akhirnya kedua informasi tersebut membaur menjadi satu.
Adalah seorang gadis 16 tahun bernama Katniss Everdeen [Katniss adalah nama tanaman umbi-umbian] yang tinggal di Seam [Seam adalah dusun di Distrik 12, sedangkan Distrik 12 adalah distrik termiskin di Panem].
Karakter Katniss luar biasa kuat digambarkan di sini, sehingga rasanya pembaca jadi bersikap & berpikir seperti Katniss saat & setelah membaca buku ini. Katniss adalah cewe yang berhati keras dan super tomboy.
Bukannya karena dia mau bersikap seperti itu, melainkan karena cewe berambut kepang 1 inilah yang harus menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya hancur berkeping-keping [dalam arti harfiah] dalam kecelakaan di tambang batu bara.
Ibunya yang berhati lembut & sangat mencintai ayahnya menjadi shock luar biasa & kehilangan setengah kesadarannya.
Hal ini membuat Sang Ibu melalaikan tugasnya mengurus Katniss & adiknya, Primrose.
Karena ilfil & tak bisa lagi mencintai ibunya, Katniss menumpahkan seluruh rasa cintanya bagi Primrose yang cantik & baik hati.
Juga pada Gale, cowo keren namun kalem yang merupakan sahabat terbaik Katniss.
Kemampuan Katniss untuk bertahan hidup tak bisa disepelekan.
Dia menjadi kuat & gesit karena bertahun-tahun terbiasa berburu serta mengumpulkan tanaman di hutan. Hal inilah yang membuat Katniss tampil prima dalam The Hunger Games ke-74.
Apa siy Hunger Games?
Yap, itu adalah blasteran antara American Idol dengan gladiator jaman dulu di Kreta, Yunani.
Di permainan nyawa ini, ada 12 peserta cewe + 12 peserta cowo [yang diundi] yang berasal dari 12 distrik negara Panem. Dan setiap peserta diwajibkan bertarung sampai mati, hingga akhirnya hanya 1 orang yang hidup.
Uniknya, sebelum bertarung di alam bebas, para peserta diperlakukan layaknya peserta American Idol. Mereka diberi makanan enak, di-make over, diwawancara oleh MC terkenal, dan ditampilkan pada program tv yang muncul beberapa kali sehari.
Singkatnya, mereka jadi selebriti nasional pada masa-masa pre-Hunger Games tersebut..
Dalam novel pertama, diceritakan keberhasilan Katniss & Peeta [cowo dari distrik 12 juga] dalam Hunger Games ke-74. Namun, selain upaya bunuh-bunuhan yang penuh intrik, di sini juga diselipkan kisah cinta segitiga rumit antara Katniss, Peeta & Gale [sahabat Katniss yang tadi dibahas]...[dan gw bener-bener ga nyangka sampe ada kisah cintanya segala].
Sedangkan pada novel kedua, Catching Fire, membahas mengenai tour keliling Panem bagi Katniss & Peeta, para juara Hunger Games. Namun kemenangan mereka berdua berakhir pahit, karena 24 orang pemenang Hunger Games dari tahun-tahun sebelumnya diwajibkan bertarung lagi di Hunger Games ke-75. Di novel ini, problema bagi Katniss lebih berat dibandingkan dengan novel pertama. Karena di sini, dengan jelas dipaparkan bahwa Katniss sebenarnya bukan berjuang melawan peserta Hunger Games lain, melainkan melawan kekejaman Capitol [pemerintah Panem].
Usahanya yang dikategorikan sebagai pemberontakan itu berdampak negatif bagi dirinya, Peeta, Gale, peserta Hunger Games yang bersekutu dengannya, dan yang paling parah..bagi Distrik 12, ibunya dan adiknya sendiri...
Anyway, buku ini cukup sadis bagi pembaca yang ga suka bunuh-bunuhan dengan brutal..
Oh,ya terutama pada adegan dimana tiba-tiba muncul para mutan serigala yang berusaha membunuh peserta Hunger Games, tanpa bermaksud memakannya.
Jadinya para peserta hanya dikoyak-koyak dan dibiarkan tergeletak dalam wujud onggokan daging mentah namun masih bernyawa..
Ckckckck..Sinting..
Tapi ga boong, alur ceritanya sangat menarik & seru..
Gw sampe ga berhenti membaca, untuk makan sekalipun..
Alhasil novel ini beres gw baca dalam waktu 5 jam..
Dan udah pernah gw ulang 2 kali dalam rentang waktu 1 bulan. Hal ini menujukkan betapa menariknya plot yang ditawarkan trilogi The Hunger Games..
Inilah tanaman yang menjadi acuan bagi nama tokoh utama The Hunger Games.
Katniss a.k.a Sagittaria sagittifolia (arrowhead) [gilak, namanya penuh zodiak gw] adalah tanaman umbi-umbian yang bisa dimakan & hidup di perairan tawar.
Terutama sering ditemukan di wilayah Amerika Utara & Asia Timur..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment