Friday, March 5, 2010

Something 'Bout The Dream & Hope

Ini bukanlah puisi maupun kisah inspiratif.
(Bukan pula materi lagu D*S).
Ini hanyalah bahan renungan bagi setiap jiwa yang mengaku kreatif.
Ini adalah wacana mengenai sisi gelap.
Ya, sisi gelap dari impian..



Jika ditanya "apakah yang telah berjasa membuatmu mampu bertahan hidup puluhan tahun?"
Jawabannya tentu Sang Maha Pencipta.
Tapi bukan itu maksudnya.
Maksudnya selain Tuhan, tentu saja.

Gw tidak akan menjawab oksigen, air, makanan atau hal remeh lainnya.
Jujur saja, yang membuat kita bertahan hidup adalah impian.
Impian ini yang nantinya akan menumbuhkan harapan.

Si Tolol Pandora yang melepaskan segala kejahatan di dunia untungnya masih menyisakan sesuatu.
Sesuatu yang bisa membinasakan segala kejahatan itu.
Seperti yang kita tahu, Pandora (hoki aja sih, sebenarnya) menyisakan harapan.

Jadi, inti dari kisah Pandora itu adalah :
Harapan adalah senjata ultra-tangguh yang mampu menghilangkan segala hal buruk.
Termasuk kepedihan, keputusasaan, kecemburuan, dan sebagainya.

TAPI.
Harapan juga bisa membawa dampak buruk.
Ingat Charles Muntz di movie UP?
Si petualang kelas dunia ini memupuk harapannya hari demi hari.
Demi membuktikan bahwa "Paradise Lost's Monster" itu ada.

Harapan telah membuat Charles Muntz bekerja segiat semut..
Membuatnya mencapai hal-hal mustahil, seperti membiakkan doggy yang bisa bicara (berbagai bahasa pulak).
Bahkan ada doggy chef yang jago masak..















Ini Charles Muntz sewaktu mimpinya telah dinodai penyakit hati.























Ini saat impiannya belum dikotori rasa dengki dan lain-lain..


TAPI.
Terlalu banyak dicampur dengan rasa dengki, dendam dan ambisi, harapan milik Charles Muntz lama-lama berubah wujud.
Impian yang tadinya sangat mulia, kini berubah menjadi tindak kriminal.
Harapan yang tadinya menginspirasi banyak orang, kini berselimut keegoisan dan rasa curiga terhadap orang lain.
Dan akhirnya, Sang Harapan milik Charles Muntz justru membawa malapetaka bagi dirinya..


Moral yang bisa dipetik dari wacana ini, yaitu :
1. Jangan pernah berhenti berharap.
Karena pada titik loe berhenti berharap itulah loe berhenti menjadi manusia.

2. Lebih baik menjadi orang bodoh yang percaya akan harapan.
Daripada jadi orang pintar yang skeptis juga pesimis.

3. Jauhkan segala penyaki hati dari impian loe.
Kalo ga, impian loe bakal pindah ke sisi gelap..
Atau seperti Charles Muntz : harapanmu (yang tercemar penyakit hati) akan menghancurkanmu..

Hmm..
Yang ingin gw tanyakan adalah :
"Bagaimana jika kita mengalami overdosis harapan?"




Oh,ya.
Omong-omong soal impian..
Coba perhatikan negara ini.

Anak-anak zaman sekarang sudah tidak dididik untuk memiliki impian oleh bangsanya sendiri.
Cobalah lihat TV.
Yang dibeberkan hanyalah gosip, berita kriminal, sinetron dan lagu cinta (picisan pulak..).
Makanya gw ga mau nonton TV..
Meskipun ibu kost dan teman-teman gw ampe berbusa nyuruh gw nonton TV, gw tetep ogah!
Yap, gw ga pernah nonton TV kecuali Metro TV, Animal Planet, HBO, dan berbagai saluran luar yang bermutu.
Mendingan gw nonton Celestial Movie daripada nonton gosip..

Gw ga rela diri gw tercemar oleh kenyataan fiktif yang diajarkan TV Indonesia.
Nanti harapan dan impian gw jadi rombeng-rombeng tercabik kedangkalan sinetron dan gosip pulak...
Hiihh..
Merinding mbayanginnya..


Heran, film luar negeri kerjaannya adalah menjual impian.
Karena mereka sadar bahwa impian itu adalah kebutuhan setiap orang!
EGh, di Indonesia, film yang membahas tentang impian bisa diitung pake gigi bayi..
Gw sungguh malu..

No comments: