Saturday, January 19, 2013

Bad Romance is Good ~ An Epilogue of Crazy Adventure (PART ONE)








































Orang yang dianugerahi hidung betet oleh Tuhan konon memiliki karakteristik khas.
Pakar berbicara dan pencinta ulung (red: ini berdasarkan buku cara membaca wajah terbitan Penebar Plus).
Ngomong-ngomong, apa sih yang dimaksud dengan pencinta ulung?
Apakah sama dengan petualang cinta? *garuk-garuk

Hidung betet milikku ini sayangnya tidak begitu membawa hoki.
Apalagi dalam kasus "petualang cinta" itu.
Petualangan cintaku tidak bisa dibilang banyak, kalau dihitung secara kasar hanya mencapai belasan pengalaman.
Apalagi kalau disandingkan dengan pengalaman teman masa SMA-ku yang kala itu sudah mencapai 30 petualangan..*standing applause
Dan dari sedikit petualangan itu, biasanya akulah yang menjadi depresi sendiri karena berbagai pemikiran yang tidak masuk akal (khas wanita). Padahal lingkungan justru melihatku sebagai pelaku utama tindak kriminal.

Meskipun sedikit jumlahnya, pria-pria dari masa lalu itu sudah seenaknya berseliweran dalam surat takdirku.
Mereka pun seenaknya menggores-gores jantungku dengan kuku tajam DAN BAHKAN meninggalkan catatan busuk, "I WAS HERE...", di sana.
Inginnya sih, terus kumaki-maki mereka sepanjang hidup.
Namun, kusadari bahwa kesuksesan hubungan roman ditentukan oleh dua pihak. Ada faktor sebab dan akibat.
Melihat lumayan banyak tragedi yang terjadi, aku menilai ada sesuatu yang agak salah pada karakterku.
Banyak yang salah pada karakterku sehingga menimbulkan konflik dengan beberapa pria itu.

Ada pepatah yang mengungkapkan, "Pria busuk itu seperti sayuran hijau. Kau boleh membenci mereka habis-habisan, tapi pada akhirnya mereka bermanfaat bagi dirimu".
Aku setuju sepenuhnya dengan pendapat itu. Kalau aku tidak melewati rintangan-rintangan dan tragedi-tragedi berikut ini, aku tidak akan berjumpa dengan cinta sejatiku.
Sebentar lagi, kegemaran "bertualang"-ku akan berakhir.
Sebentar lagi, aku akan menutup buku lama dari masa-masa jahiliyah.
Sebentar lagi, aku mengakhiri masa lajang dan memulai tugas baru menjadi istri dan ibu, Insyallah.

Karena itu, aku ingin merekap beberapa kasus tragedi penting yang masih teringat di otakku.
Tidak mungkin kubahas semua dengan detil mengingat posting-an ini lumayan berbahaya.
Tetapi aku berusaha tidak mencemarkan nama baik kalian, koq...

Tujuanku menulis summary ini murni hanya sebagai memento sekaligus sebuah pembelajaran.
Aku tidak berniat bertindak ofensif terhadap mantan-mantan ini.
Malah, justru aku sangat berterima kasih atas jaringan parut yang mereka tinggalkan di jantungku.
Bekas luka itu membuatku matang dan sedikit lebih bijaksana.
Tak mungkin aku menyebut nama lengkap mereka (atau bahkan link ke akun media sosial mereka). Jadi, aku menyebut mereka berdasarkan nama zodiaknya. Kecuali untuk yang nomor 1 ini. Sayangnya, aku lupa tanggal lahir beliau sehingga terpaksa mengamuflasekannya dengan istilah lain.

Okey, here we go..

1. The Triad
Kisah ini terjadi sekitar tahun 2000-an. Saat aku jatuh hati pada pandangan pertama pada seorang pria yang (suwer) mirip Sanosuke Sagara, secara fisik dan mental.
Pelajaran berharga dari kisah ini adalah "percayalah pada kemampuan dirimu untuk mendapatkan apa yang kaumau, khususnya pria yang kaumau".
Sang Triad ini adalah seniorku di sekolah swasta yang menganut sistem senioritas cukup rese.
Dan kala itu aku hanyalah seekor murid baru yang cupu akut.
Awalnya cintaku bertepuk sebelah tangan selama beberapa bulan. Dia bahkan lebih menyadari keberadaan sarang semut dibandingkan eksistensiku.
Tetapi, at last.. Si Senior yang keren ini memilih Si Bocah Cupu untuk jadi pacarnya.
Bangga, bahagia, dan pesta pora dalam hati selama beberapa minggu.
Namun, kemudian hubunganku menjadi bahan pembicaraan satu sekolah.

Mengapa oh, mengapa??
Karena Si Senior ini rupanya adalah anak kolong yang hobi melakukan tindak kriminal..
Awalnya, aku menganggap dangerous relationship ini seru bin memicu adrenalin.
Sampai pada akhirnya orangtuaku dipanggil ke rapat guru KHUSUS untuk membicarakan hubunganku dengan Sang Triad ini.
Sampai pada akhirnya aku habis kena ocehan dan larangan untuk menemuinya lagi.
Sampai pada akhirnya aku menyadari bahwa Sang Triad ini memang punya kumpulan otot yang lebih besar daripada otaknya.
Hubungan sinting ini hanya berjalan 3 bulan. Tetapi kurasa itu cukup untuk memberikan gambaran seperti apa rasanya menjadi istri seorang anggota gangster. Selepas dikeluarkan dari sekolahku, ia konon menjadi anggota Paskibraka di SMU negeri di bilangan Jakarta Timur.
(Baru tahu, apa memang tidak ada tes urin bagi calon anggota Paskibraka?)

Kini, aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati.
Aku tidak tahu apakah dia masih gemar menembaki kemaluan orang lain.
Yang pasti, aku mengucapkan terima kasih atas kisah cinta yang lumayan seru ini PLUS genjotan untuk rasa percaya diriku. Sayonara~


PS: Lanjutan kisah dengan tokoh berikutnya akan segera menyusul dalam posting-an berbeda..

2 comments:

Anonymous said...

sebagai (pernah) penggemar Sanosuke Sagara, sungguhlah gue nggak restu Sano-san dibilang mirip orang ini. Sungguh

Pratiwi Kusumaningtyas said...

Huahhh!! Cinii... Hahhahahahahahah.. Mirip tau, Ciinn.. Cuma Sano lebih waras ajah.. Dan lebih putih.. Dan lebih ganteng..