Terjebak di antara pegunungan dan perbukitan memang menyenangkan..
Tapi..terjebak di bidang yang tidak begitu gw sukai..
Hmm..lama-lama membuat kepala gw puyeeengg (karena bosan) dan mata bengep karena terlalu banyak tidur..
Hal tersebut membuat gw, Pute dan Ajem nekad melarikan diri ke Ciwalk dan baru pulang malam hari.
Hah? Apa istimewanya pulang malam? Biasanya juga gw pulang pagi..Ohohoho.
TAPI.. yang jadi tantangannya adalah..
Ga ada lagi kendaraan umum menuju Parompong/Citespong/Barunagri setelah lewat dari pukul 17.00 WIB..
Yah, let's back to nature..
Di hari yang lumayan dingin itu, kami memutuskan untuk menonton Tron : Legacy..
[kandidat lainnya adalah Gulliver's Travel..]
Gw baru tahu, ternyata movie Tron : Legacy ini merupakan sequel dari film pertamanya, Tron, yang direlease tahun....tahun..1982.
Waaoow.. What a long interval..!!
Movie ini bercerita tentang Sam Flynn, seorang cowo pewaris perusahaan software game buessaarr : Encom.
Pada tahun 1989, ayah Sam, Kevin Flynn (Jeff Bridges) yang merupakan CEO-nya ENCOM Internasional menghilang secara ajaib.
Kehilangan ayah (dan ibunya sudah meninggal) di usia yang masih seumur jagung membuat Sam tumbuh menjadi cowo yang skeptis dan sedikit sinis.
Dua puluh tahun kemudian, Sam dikunjungi oleh teman Kevin dan ENCOM eksekutif Alan Bradley (Bruce Boxleitner).
Si Oom Alan inilah yang membujuk Sam untuk pergi ke arcade tua milik bokap Sam.
Film ini pastinya menjadi nirwana bagi cowo-cowo pencinta Sci-Fi & otomotif..
Motor dan mobil dan alat transportasi lain di movie ini bahkan bikin cewe-cewe ngiler..
Saat menjelajahi arcade, Sam menemukan sebuah laboratorium komputer tersembunyi dan tidak sengaja mentransportasikan dirinya ke dalam The Grid.
Apa itu The Grid?
Mungkin lebih enak kalo kalian nonton movienya sendiri untuk menemukan jawabannya.
Sam ditangkap dan dibawa ke arena permainan.
Dalam kondisi masih shock-melongo-cengo, tiba-tiba Sam "dipaksa" bertempur (senjatanya adalah "disc") dengan beberapa "program".
Sam akhirnya diadu dengan Rinzler, yang tampil super keren dengan helm hitamnya.
Rinzler inilah yang menyadari bahwa Sam bukanlah "program", melainkan seorang "user" alias manusia...
Gara-gara ketahuan, perjalanan Sam makin menjadi rumit..
Karena akhirnya dia dibawa menghadap Clu, yang memiliki wajah bokapnya sewaktu muda.
Clu hampir membunuh Sam dalam pertandingan dengan motor-motor digital yang keren mampyuz, sebelum Quorra (Olivia Wilde) menyelamatkannya.
Kemudian Sam dibawa ke sebuah tempat persembunyian "off-grid". Di tempat inilah Sam adalah kembali bertemu dengan ayah aslinya...
Dan plot ini terus berlanjut ke arah yang semakin rumit.
Movie ini membuat gw ternganga, karena :
1. OMG, sinematografi dan special effect-nya keren banggetettet..
Disney memang ahlinya...ckckckck..
2. Musiknya...Wheew.. Kuping gw selalu melek selama film diputar..
Sangat-sangat-sangat ear catchy..
Dan makin nganga, sewaktu muncul informasi "Music Originally by Daft Punk"
Dan makin nganga, sewaktu tahu bahwa Daft Punk muncul sebagai DJ di night club milik Zuse si licik..
3. Plotnya cukup berat, dan kisah epik-nya lumayang mengena...
Gw paling ga suka film yang terlalu happy ending..
Untungnya film ini tidak begitu..
Movie ini kadang bikin mata berair, karena :
1. Settingnya gelep truus..
2. Ada beberapa scene yang damai terlalu lama..
Bikin ngantuuuq....hoaheehmm..
3. Bagi beberapa orang, plotnya bikin puyeng..
4. Dan ga dijelaskan sama sekali tentang kisah lamanya Tron, yang hanya jadi cameo di sequel ini.
Bikin penonton bertanya-tanya pada rumput yang bergoyang, kenapa niy film judulnya Tron : Legacy..