Friday, August 28, 2009
His Dark Materials Trilogy, a review
Sejak menyaksikan The Golden Compass [movienya], gw jatuh cinta setengah mati dengan trilogi His Dark Materials yang merupakan mahakarya dari opa Phillip Pullman..
Ditinjau dari segi movienya, pasti sebagian besaarrr penduduk bumi setuju bahwa movienya sangat keren..
Hal inilah yang membuat gw tergerak untuk membaca His Dark Materials.
Pada buku pertama, yang awalnya berjudul Northern Lights kemudian diubah menjadi The Golden Compass (1995), pemeran utamanya adalah Lyra Belacqua dan dæmonnya, Pantalaimon, di Oxford dunianya. Job utama Lyra di buku pertama adalah menyelamatkan Roger (temen mainnya) dan sejumlah anak-anak lain yang diculik. Yang bikin Lyra pusing adalah : yang menculik anak kecil tak berdosa itu adalah ibunya sendiri, Mrs. Coulter.
Dan yang bikin gw takjub, semua omongan yang ada di movie itu suammaaa persis ama yang ada di novelnya...jadi ngerasa baca buku scriptnya Nicole Kidman..
Kecuali ada adegan yang dibalik. Di movienya, endingnya bersetting di laboratorium di tengah-tengah Kutub Utara dalam rangka berperang untuk menyelamatkan anak-anak yang akan dipisahkan dari dæmonnya..
Btw, "dæmon" itu mungkin maksudnya adalah "hati nurani" atau "jiwa" manusia..
Tapi di novelnya, ending buku pertama adalah saat Lyra pergi ke kediaman papanya, Lord Asriel, yang dengan kejam membunuh teman Lyra..
Yah, cuma itu siy bedanya..
Adegan paling menyenangkan di buku pertama : saat Iorek Byrnison berduel dengan Iofur Raknison. Terus, terus..si Iorek nampol Iofur..sampe..rahang bawah Iofur mental..
huihihiihi..
Kesan gw setelah membaca buku kedua adalah : pusing dan mulai migrain karena berpikir keras. Satu lagi, di buku ini ada adegan menyedihkan saat Lee Scoresby dan Hester (si kelinci bijak yang selalu merem) tewas dalam suatu agresi militer..
Hux..
Buku kedua adalah buku paling tipis dibandingkan 2 buku lainnya.
Buku ini bersetting di dunia kita ini..
Tokoh utama di buku kedua ini adalah Will Parry, yang berumur dua belas tahun.
Will menemukan sebuah pintu menuju dunia Cittàgazze, di sini Will bertemu dengan Lyra dan Pantalaimon, dan bersama-sama mereka menguak keberadaan instrumen berusia 300 th yang bisa membuka pintu menuju dunia-dunia, yaitu Pisau Gaib.
Sewaktu mereka pergi ke Torre Degli Angeli (Menara Para Malaikat) untuk mengambil Pisau Gaib, tanpa sengaja Will menjadi sang Pembawa Pisau.
Pisau Gaib diduga menjadi penyebab datangnya para Spectre, hantu pelahap jiwa orang dewasa. Suatu hari Lyra dan Will bertemu dengan para Penyihir dari dunia Lyra, dipimpin oleh Serafina Pekkala dan ratu Latvia, Ruta Skadi. Saat mereka melanjutkan perjalanan, Will bertemu ayahnya yang hilang, John Parry, yang ternyata terjebak di dunia Lyra dan dikenal sebagai Stanislaus Grumman, hanya untuk melihatnya dibunuh.
Parahnya lagi, Lyra berhasil diculik ibunya, Mrs. Coulter, agen Magisterium yang menyadari bahwa Lyra diramalkan sebagai "Hawa yang baru" [ckckckck...].
Ditemani oleh dua orang Malaikat, Will melanjutkan perjalanan ke dunia lain demi menyelamatkan Lyra dan menyerahkan pisau gaib pada ayah Lyra, Lord Asriel, demi menghancurkan Otoritas, Tuhan.
Buku ketiga merupakan buku paling tebal di antara 2 buku lainnya.
Kesan gw saat berada di awal-awal cerita ketiga ini : wuaduh, ceritanya mulai tak terkendaliii..
Aku sudah sangat mumedh, tokohnya semakin buanyyyaakk [banyak juga yang meninggal] dan semua tokoh memegang peranan penting...
Gw ampe sekarang belum meresapi cerita di buku ketiga ini.
Memang sungguh memalukan, tapi ga boong..Buku ketiga ini entah mengapa susah dimengerti.
Adegan paling memuakkan di buku ini : saat Iorek yang perkasa mendengar kabar bahwa Mr. Scoresby telah meninggal dari Serafina Pekkala.
Iorek menyatakan bahwa dia sangat sedih dan berniat menemui jasad sahabatnya itu.
Yah, gw siy berpikir mungkin Iorek akan menguburkan jasad Lee Scoresby sambil bercucuran air mata (setau gw beruang kutub punya kelenjar air mata)..
TAPI TERNYATA APA COBA? Masa siy Iorek MEMAKAN jenazah Mr. Scoresby.
Memakan dalam arti harfiah loh..
Aduh..mual gw membahasnya..Silakan baca sendiri d..
Jadi, at last ... Kesimpulan & Saran gw adalah :
1. Buku ini sama sekali bukan untuk anak-anak.
2. Buku ini tidak cocok dibaca jika kita tengah berada dalam posisi yang kompleks (?).
3. Mestinya pembagian plot di trilogi ini lebih merata...Di buku satu, gw masih berpikir ini buku bisa dibaca untuk remaja atau anak-anak. Di buku ketiga gw udah mulai ragu, sampe dibaca dengan posisi nungging pun tetap susah dipahami. Mungkin karena gw ga mengerti isi Bible.
4. Buku ini tak boleh dibaca untuk orang yang kadar imannya di bawah 10%.
5. Buku ini sebaiknya dibaca saat sedang pup, karena biasanya saat pup pikiran kita cenderung lebih jernih.
6. Dengan mempertaruhkan nama baik gw, gw berani bilang bahwa His Dark Materials lebih ngg...lebih memusingkan dan lebih berat [jauh] daripada mahakarya Dan Brown [seperti Da Vinci Code atau Angels & Demons]..
Ada kemiripan antar Da Vinci Code dengan tema His Dark Materials..
Tapi susahnya, di trilogi ini semuanya menjadi suatu analogi..
Opa Pullman si pengarang His Dark Materials. Gw penasaran, gimana ya cara berpikirnya niy opa-opa. Pasti dia punya pengetahuan yang luuuwwwaaaSSS banggett..ckckck...
Salut d..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment