Dearest.
Masihkah kamu mengingatnya?
Mungkin belasan tahun lalu dalam hidupmu..
Pasti kita selalu bersemangat menginjak hari ulang tahun..
Di mana usia kita bertambah sekaligus berkurang..
Sungguh berbeda kini..
Setiap menjelang hari lahir itu..
Adakah kamu merasakan khawatir?
Aku, iya..
Rasanya ingin memohon kepada waktu untuk menghentikan langkahnya..
Atau, jika mungkin..
Memohon agar Waktu memundurkan hari dan tahun..
Hingga aku bisa mulai dari nol lagi..
Agar aku bisa melukis ulang jejak kehidupanku..
Di jalan setapak yang lebih baik..
Tapi itu tak mungkin..
Kita berdua tahu.
Rasanya aku hanya ingin menutup mata...
Hanya ingin memikirkan hari ini saja...
Tanpa peduli esok akan semendung apa...
Rasanya lebih ingin menjadi orang yang sederhana..
Yang tak perlu memikirkan kebusukan dunia..
Tak peduli tentang tercapainya mimpi dan membangun asa..
Tapi kita berdua tahu.
Kita bukan orang seperti itu.
Sejujurnya aku hanya ingin bergelung di tempat tidur.
Dengan kamu di dekatku.
Dan menjejali diri dengan sugesti..
Bahwa "hidup seperti ini pun tak apa"..
Tapi kita berdua tahu.
Kita harus menjadi dewasa.
Yang pasti akan sangat sulit.
Dan menakutkan. Atau menyedihkan.
Sayangku,
Apakah kita siap menjadi dewasa?
Bagaimana jika kita terpaksa membuang mimpi?
Membuang harapan?
Aku tidak siap hidup tanpa mimpi.
Aku tak siap menjadi orang dewasa yang membosankan.
Walaupun bintang-bintang mentertawakan impian ini..
Aku ingin tidak peduli..
Tapi..
Bagaimana kita menghadapi cobaan yang menghadang?
Akankah semua rintangan makin mempererat benang indah di antara kita?
Banyak orang berhasil, banyak juga yang gagal..
Dalam perjuangan menjemput kedewasaan...
Aku..
Sangat takut.
Apakah dengan berpegang erat padamu aku akan baik-baik saja?
Bisakah kita menjadi dewasa sekaligus tetap penuh mimpi?
Bisakah akhir cerita kita tetap menjadi "Pangeran & putri berpelukan dikelilingi oleh kelinci-kelinci"?
Happy Birthday,
my bright sun..
No comments:
Post a Comment