Lamanya aku tak mengisi blog iniiii..!!Ya ampuunn..
Hidup gw benar-benar pontang-panting jumpalitan selama 2 bulan terakhir ini..
(kisah ini ditulis dalam kondisi depresi karena gw belom bisa palpasi per rektal dan masang kateter intauterine..Hix..)
Sampai hari ini, banyak banget problema yang muncul sehari-hari..
Bikin gw hampir nyaris menyerah di tengah jalan..
Salah satunya adalah kisah tentang Lilu yang bikin hati ketar-ketir...
Jadi, saat bertugas di lab bagian bedah & radiologi, mahasiswa koas kebagian jatah operasi wajib 1 kali. Operasi wajib ini dilaksanakan setiap hari Rabu mulai jam 10-selesai..
Nah, untuk mendapatkan kasus bedah ini beneran ga gampang..
Tanpa bermaksud lebay, gw berani menyatakan bahwa nyari kucing/anjing jalanan yang menderita kasus bedah itu taruhannya nyawa!!
Yah, yang paling ringan sih ketabrak mobil.. (Soalnya nyarinya di pinggir jalan)..
Atau masuk angin.. (Soalnya nyarinya ujan-ujanan..)
Nah..
Yang paling parah adalah : gw pernah nyaris "diculik" makhluk ghaib DUA kali!!
(Ini berdasarkan kesaksian temen gw yang punya extravision...)
WUihh.. Pokonya nampol d hidup gw belakangan ini..
Nah, karena kita kesusahan buat nemuin kasus bedah dari jalanan, akhirnya kami berusah mencari-cari kasus di klinik hewan..
Atas kebaikan drh. Cucu Kartini, kami diperbolehkan mengoperasi tumor kelenjar mammae pada seekor anjing betina bernama Lilu, seekor anjing betina milik Mrs. Judith (orang Jerman, loh.. Untung dia bisa bahasa Indonesia).
And this is the story about Lilu, lovely dog with mammary glands tumor..
Ini dia Lilu, doggy berusia nyaris 14 tahun..
Wanti-wanti dari sopirnya Pute, "Awas, anjingnya galak!"
Pas dateng, si Lilu ini tampak kalem luar biasa, jadinya gw menghiraukan wanti-wanti dari sopirnya Pute tadi..
Tibalah saatnya untuk memeriksa massa tumor di mammae dan vulvanya Lilu.
Begitu gw memegang bagian posterior tubuhnya, GRAOOKK!
Si Lilu menerkam orang yang lagi ngehandle!! (gw lupa siapa orangnya)..
Udah begitu, pas gw mau nyuntik anestetikum si Lilu memberontak dari pegangan sambil meraung.. Dan..jarum gw patah di tempat...
Hix.. Bodohnya, kenapa pula gw pake jarum nomer 26..?
Tumor pada glandula mammae adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada daerah glandula mammae, saluran maupun pada putingnya. Tumor ini paling banyak terjadi pada anjing betina, sedangkan pada kucing menempati urutan ke tiga terbesar. Tumor mamae lebih sering terjadi pada anjing betina pertengahan tahun yang tidak disteril (antara umur 5-10 tahun ), walaupun tetap dapat terjadi pada anjing sekitar 2 tahunan. Tumor ini jarang tejadi pada anjing betina yang telah disteril sebelum umur 2 tahun. Anjing betina yang tidak disteril atau steril setelah siklus estrus yang pertama lebih memiliki kecenderungan terkena tumor dibandingkan anjing yang disteril sebelum estrus pertama. Secara spesifik, resiko anjing betina yang disteril sebelum estrus yang pertama sangat jarang (0,05%), anjing betina yang disteril setelah estrus yang pertama adalah 8% sedangkan anjing betina yang disteril setelah estrus yang kedua adalah 26%. Eliminasi faktor-faktor hormon tertentu menyebabkan berkurangnya kejadian penyakit pada anjing yang disteril. Faktor tersebut dapat berupa estrogen, progesteron, hormon yang serupa, dan gabungan kedua hormon tersebut atau lebih. Anjing jantan juga dapat terkena tumor mammae dan biasanya tumor bersifat sangat agresif dan mempunyai prognosa yang jelek.
Penggolongan Tumor
Jenis tumor mammae yang paling jinak adalah campuran beberapa tipe sel tumor yang berbeda. Tumor tunggal yang memiliki lebih dari satu jenis sel tumor jarang terjadi pada kebanyakan spesies. Kombinasi tumor ini pada anjing disebut ‘benign mixed mammary tumor’ dan mengandung kelenjar dan jaringan ikat. Tumor jinak lainnya meliputi adenoma kompleks, fibroadenoma, duct papilloma dan adenoma sederhana. Sekitar 50%, tepatnya 26-73% tumor mammae pada anjing bersifat ganas, namun menurut studi kasus kejadian tumor mammae yang ganas hanya mencapai 21-22%. Tumor mammae yang ganas terbagi menjadi tubular adenocarsinoma, papillari adenocarsinoma, papillari sistic adenocarsinoma, solid carsinoma, anaplastic carsinoma, osteosarcoma, fibrosarcoma dan malignant mixed tumor. Inflamatori karsinoma merupakan tumor yang memiliki ciri tumbuh dengan cepat, terdapat memar, edema, sakit, dan juga dapat menyebabkan disseminated intravascular coagulation. Tipe ini merupakan tipe yang paling ganas dari tumor mammae anjing.
Pada foto ini bisa dilihat tumor yang sudah pecah di kelenjar mammae nomor dua.
Setelah dilakukan radiografi thoraks, diketahui bahwa tumor mammae ini telah bermetastasis ke paru-paru (dan kemungkinan jaringan tubuh lainnya).
Berdasarkan keinginan pemilik, karena alasan animal welfare, solusi akhir bagi kasus Lilu adalah euthanasia (juga mengingat bahwa Lilu sudah berusia 14 tahun).
Tumor yang ganas secara histopatologi dibagi menjadi dua yaitu yang menunjukkan adanya invasi terhadap dinding sel darah dan yang tidak menunjukkan adanya invasi. Tumor yang tidak menunjukkan adanya invasi prognosanya lebih baik. Anjing dengan adenocarsinoma non invasif mempunyai rata-rata peluang hidup hingga dua tahun, sedangkan anjing dengan adenocarsinoma invasif memiliki peluang hidup sekitar satu tahun. Ukuran tumor juga mempengaruhi prognosa, pada anjing dengan besar tumor lebih dari 5 cm dapat bermetastasis melalui kelenjar limfe sehingga prognosanya lebih jelek. Tipe tumor juga penting dalam menentukan prognosa. Anjing yang mengidap sarkoma dan karsinosarkoma dapat bertahan kira-kira 9-12 bulan, sedangkan anjing yang mengidap inflamatori karsinoma memiliki prognosa yang jelek dan biasanya tumor ini bermetastasis. Metastasis tumor mammae yang ganas biasanya terjadi pada limfonodus regional dan paru-paru.
Tumor mammae menyebar ke bagian tubuh lainnya dengan cara melepaskan sel kanker individual dari berbagai tumor ke jaringan limfatik. Sistem limfatik meliputi pembuluh limfe dan limfonodus. Terdapat limfonodus regional pada bagian kanan dan kiri tubuh yaitu limfonodus axillaris dan inguinalis. Kelenjar mammae 1, 2 dan 3 menyebarkan sel tumor mereka ke limfonodus axillaris, sedangkan kelenjar mammae 4 dan 5 menyebarkan tumor ke limfonodus inguinalis. Tumor baru terbentuk pada bagian ini dan kemudian melepaskan lebih banyak sel pada organ lain seperti paru-paru, hati dan ginjal.
Gejala yang tampak yaitu terjadi pengerasan pada daerah glandula mammae dan terbentuk nodul-nodul, serta jaringan mammae mengalami pembengkakan. Daerah tumor dan sekitarnya menjadi menghitam, kemerahan, dan kadang berwarna merah abu-abu karena terjadinya perdarahan. Selain itu, dapat pula tampak adanya area nekrosis/kematian jaringan dan pernanahan yang berwarna kekuningan. Proses pembengkakan dan pernanahan sering terjadi di daerah kulit, dan hal tersebut tidak hanya terjadi pada tumor ganas/ kanker tetapi juga tumor jinak. Gejala lain yang biasanya menyertai tumor glandula mammae yang sifatnya ganas adalah terjadinya penyebaran jaringan tumor sehingga tumor tersebut menjadi lebih luas, hewan mengalami anemia dan perubahan klinis lainnya. Biasanya tumor jinak tumbuh secara perlahan, tidak benimbulkan rasa sakit dan berpengaruh kecil terhadap kesehatan tubuh. Tumor yang terjadi di daerah ketiak belakang menyebabkan kebengkakan pada payudara dan pada satu atau kedua kaki belakang. Sedangkan di daerah ketiak depan menyebabkan kebengkakan pada kaki depan.
Yang dapat menjdi penyebab terjadinya tumor mammae antara lain adalah tidak berfungsinya ovarium (disfungsi ovaria) dan ovariektomi (operasi penghilangan ovarium). Disfungsi ovaria ini dapat menyebabkan terjadinya abnormalitas siklus birahi. Gangguan tersebut biasanya disebabkan oleh adanya produksi estrogen yang berlebih. Faktor pakan dan kegemukan ternyata juga bisa menyebabkan tumor glandula mammae. Kegemukan pada hewan umur 1 tahun dan makanan komersial yang mengandung bahan kimia dapat menstimuli pembentukan sel-sel tumor. Agen kimia dan biologis tertentu dapat berperan sebagai senyawa karsinogenik (pemicu kanker). Batu bara dan senyawa-senyawa turunannya dapat menyebabkan tumor pada kulit, ginjal, glandula mammae dan beberapa organ lainnya. Retrovirus, papilloma virus, adenovirus, dan herpes virus juga bisa menyebabkan terjadinya tumor glandula mammae.
Beberapa penelitian memperlihatkan hubungan antara perkembangan tumor mammae dan progesteron, hormon kebuntingan pada betina. Karena steril menurunkan tingkat progesteron secara drastis, maka hal ini juga mengurangi kejadian penyakit ini pada anjing betina tersebut. Pada keadaan dimana steril tidak umum, sering dilakukan terapi progesteron untuk mencegah terjadinya estrus, namun injeksi progesteron terbukti meningkatkan resiko terkena tumor.
Diagnosa
Jenis tumor sulit ditentukan dengan inspeksi fisik, sehingga diperlukan adanya pemeriksaan lanjutan seperti biopsy pada jaringan tumor tersebut. Hasil biopsy akan memperlihatkan apakah tumor tersebut jinak atau ganas, dan termasuk ke dalam tipe mana tumor tersebut. Tumor yang agresif dapat bermetastasis dan menyebar hingga limfonodus atau paru-paru. Radiografi daerah thoraks dan inspeksi fisik limfonodus dapat memperjelas diagnosa tumor ini.
Setelah Lilu selesai dioperasi, proses euthanasia langsung dilakukan menggunakan Euthal secara intravena. Proses euthanasia ini (seperti yang sudah diceritakan) adalah keinginan sukarela dari Mrs. Judith, pemilik Lilu. Kemudian, tanpa menyia-nyiakan pengorbanan Lilu, bagian Patologi mengadakan pemeriksaan patologi anatomi.
Dari hasil pemeriksaan postmortem inilah diyakini bahwa Lilu mengalami tumor stadium lanjut yang telah bermetastasis ke paru-paru. Jaringan tumor tampak pada foto berupa kelereng-kelereng hitam mengkilat.
Terapi
Operasi merupakan pilihan terapi yang paling sering digunakan, kecuali apabila pasien sudah sangat tua. Tindakan operasi yang dilakukan sedini mungkin dapat menghilangkan seluruh tumor pada 50% lebih kasus tumor ganas. Daerah yang diangkat tergantung pada keputusan dokter hewan yang menangani. Beberapa mungkin hanya mengangkat massa tersebut, sedangkan yang lain, mengingat bahwa tumor dapat menyebar, akan mengangkat massa tersebut, jaringan mammae lainnya dan limfonodus yang berhubungan dengan kelenjar tersebut. Misalnya jika tumor tumbuh pada kelenjar no 2 di sebelah kiri, maka kita harus mengangkat kelenjar 1, 2 dan 3 dan limfonodus axillaris pada sisi tersebut. Jika tumor tersebut ditemukan pada kelenjar no 4 maka kelenjar 4 dan 5 dan limfonodus inguinal pada sisi tersebut harus diangkat seluruhnya. Tumor sarkoma sangat susah diangkat seluruhnya dan kebanyakan akan tumbuh kembali pada tempat yang telah diangkat sebelumnya.
Radiografi pada dada dapat menunjukkan ada tidaknya kejadian metastasis. Pengangkatan tumor harus dilakukan dengan batas yang luas untuk mencegah kejadian berulang, bahkan pengangkatan seluruh kelenjar mammae harus segera dilakukan jika perlu. Pengangkatan kelenjar mammae pada anjing sering disamakan dengan radikal mastektomi pada manusia, namun sebenarnya berbeda. Pada manusia, tipe operasi ini akan mempengaruhi jaringan otot dibawahnya, yang menyulitkan penyembuhan. Pada anjing, seluruh jaringan mammae dan jaringan limfatik tidak berhubungan dengan lapisan otot. Mastektomi radikal pada anjing berarti pengambilan seluruh jaringan mammae, kulit yang menutupi, dan keempat limfonodus yang melingkupinya.
Terapi dengan kemoterapi masih jarang digunakan. Namun pemberian doxorubisin, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan cyclophosphamid dapat diberikn pada kasus adenokarsinoma atau karsinoma yang bersifat anaplastik atau undifferentiated, terlihat adanya invasi limfatik atau vaskularisasi, ulserasi, maupun tanda-tanda metastasis pada limfonodus. Terapi dengan antiestrogen seperti tamoxifen memperlihatkan toksik yang tidak dapat diterima anjing, sehingga tidak direkomendasikan.
Tindakan Postoperatif
Perawatan yang dapat dilakukan setelah dilakukan operasi pengangkatan tumor adalah pemberian balutan tekan pada bagian yang dioperasi perlu diberikan untuk menahan agar jahitan tidak mendapat tekanan yang terlalu kuat. Balutan tekan diganti tiap hari selama 3 hari pertama. Balutan tekan dilepas setelah 4 hari, dan jahitan kulit dilepas setelah 12 hari.
Daftar Pustaka
Ettinger, S. 1989. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Foster, Smith. 2008. Mammary Tumors (Cancer) in Dogs. http://www.labrador-retriever- guide.com/dogbreastcancer.html. [23 Mei 2010].
Itoh, T. 2005. Clinicopathological Survey of 101 Canine Mamary Gland Tumor Differences Between Small Breed Dog and Others. J.Vet.Med.Sci. 67(3):345-347, 2005.
Kachiwal. 2010. Veterinary Surgery. http://hassanianclinic.blogspot.com/2010/02/fibroadenoma-mammary-tumor-in- samoyed.html/. [2 Juni 2010].
Karayannopoulou, M et al.2005. Histological Grading and Prognosis in Dogs with Mammary Carcinomas: Application of a Human Grading Method. J. Comp. Path. 2005, Vol. 133, 246– 252.